BAB
III
Karakteristik
Kimia Sungai
a. pH
menunjukkan
tingkat keasaman air yang dapat ditunjukkan dengan kertas indikator atau kertas
lakmus (Gambar 2). Skala pH berkisar antara 0-14, dengan kisaran sebagai
berikut:
pH 7: netral
pH <7: asam
pH >7: basa pH 6,5-8,2
b. Alkalinitas
Pengukuran
alkalinitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan sungai dapat bertahan akibat
perubahan pH. Pada ekosistem air tawar, nilai alkalinitas berkisar antara
20-200 ppm.
c. Hardness (Kekerasan
air)
Hardness
menunjukkan total konsentration kation di dalam air, 2+ 2+ 2+ terutama kalsium
(Ca ), magnesium (Mg ), besi (Fe ) dan mangan 2+ (Mn ). Tingginya konsentrasi
kation-kation tersebut dapat menjadi permasalahan untuk air yang dikonsumsi.
d. Nitrat, Nitrit dan
Amonia
Merupakan
bentuk unsur nitrogen yang terdapat di dalam air, Berasal dari pupuk yang
larut, kotoran hewan, dan lain-lain, Berfungsi sebagai hara atau pupuk untuk
tanaman air, Kandungan yang tinggi di dalam air akan meningkatkan pertumbuhan
dan aktivitas tumbuhan air sehingga kandungan oksigen di dalam air semakin
berkurang dan menyebabkan hewan air sulit berkembang bahkan mati. Peristiwa ini
disebut eutrofikasi. Kandungan yang tinggi di dalam air minum sangat berbahaya
pada bayi, karena hemoglobin darah terikat oleh Nitrat, sehingga menyebabkan
darah pada bayi kekurangan oksigen. Akibatnya bayi menjadi rentan terhadap
penyakit hemoglobinosa.
e. Fosfat
Merupakan
bentuk dari unsur fosfor yang terdapat di dalam air, Berasal dari detergent
sisa cucian, kotoran hewan, pupuk yang terlarut, dan lain-lain, Berfungsi
sebagai hara untuk tanaman air, dan dapat mengakibatkan proses eutrofikasif.
F.Oksigen
terlarut/Dissolved Oxigen (DO)
Merupakan
oksigen yang ada di dalam air, Berasal dari oksigen di udara dan hasil
fotosintesis tumbuhan air Sangat dibutuhkan dalam kehidupan hewan dan tumbuhan
air. Kandungan oksigen di dalam air lebih sedikit dibandingkan dengan di
udara Kandungan oksigen pada air yang bergerak lebih banyak dibandingkan dengan
air yang tergenang. Kandungan oksigen berbeda antar musim, bahkan antar jam
dalam satu hari, dan berubah sesuai dengan suhu dan ketinggian tempat Kekurangan
oksigen akan menyebabkan tumbuhan atau hewan air sulit untuk berkembang
g. Biological Oxygen
Demand (BOD)
BOD
ialah jumlah oksigen yang digunakan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan
bahan-bahan organik di dalam air Jumlahnya tergantung pada pH, suhu, jenis
mikroorganisme dan jenis bahan organik dan inorganik di dalam air. Sumber BOD
daun-daun dan potongan kayu pada air tergenang, tumbuhan atau hewan yang sudah
mati, kotoran hewan, dan lain-lain. Semakin tinggi BOD, semakin cepat oksigen
di dalam air habis, sehingga akan membawa dampak negatif bagi perkembangan makhluk
hidup yang ada di dalam air.
h. Kandungan Coliform
Coliform
adalah bakteri yang terdapat di dalam saluran pencernaan dan membantu proses
pencernaan dapat berada di dalam sungai melalui perantara seperti amalia,
burung atau saluran-saluran pembuangan Bersifat non patogenik Keberadaannya
merupakan petunjuk bahwa pada sungai tersebut telah terdapat kotoran yang
kemungkinan mengandung mikroba pathogen. Apabila kandungan coliform > 200
koloni per 100 ml air menunjukkan bahwa kemungkinan telah terdapat
mikroorganisme pathogen pada air tersebut
i.Daya hantar listrik
(DHL)
Daya
hantar listrik adalah kemampuan air untuk menghantarkan Listrik Menunjukkan
adanya bahan kimia terlarut seperti NaCl Konduktivitas air dapat meningkat
dengan adanya ion-ion logam berat yang dilepaskan oleh bahan-bahan polutan.
BAB IV
Sumber Aliran Sungai
Hujan
yang jatuh di atas permukaan pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Wilayah
Sungai (WS) segian akan menguap kembali sesuai dengan proses iklimnya, sebagian
akan mengalir melalui permukaan dan sub permukaan mesuk ke dalam saluran,
sungai atau danau dan sebagian lagi akan meresap jatuh ke tanah sebagai imbuhan
(recharge) pada kandungan air tanah yang ada.
Ketersediaan
air yang ada merupakan bagian dari fenomena alam, sering sulit untuk diatur dan
diprediksi dengan akurat. Hal ini karena ketersediaan air mengandung unsur
variabilitas ruang (spatial variability)
dan variabilitas waktu (temporal
variability) yang sangat tinggi. Aliran yang terukur di sungai atau saluran
maupun danau merupakan potensi debit air permukaan, begitu halnya dengan air
yang mengalir ke dalam tanah, kandungan air yang tersimpan dalam tanah
merupakan bagian dari sistem sungai yang menyeluruh.
Aliran
yang terukur di sungai atau saluran maupun danau merupakan potensi debit air
permukaan, begitu halnya dengan air yang mengalir ke dalam tanah.
Gambar.
Ilustrasi proses terbentuknya air permukaan
Dalam
analisis melakukan ketersediaan air permukaan yang akan digunakan sebagai acuan
adalah debit andalan (dependable flow). Sehingga
yang paling berperan dalam studi ketersediaan air permukaan adalah data rekaman
debit aliran sungai. Rekaman tersebut harus berkesinambungan dalam periode
waktu yang dapat digunakan untuk pelaksanaan proyek ketersediaan air. Apabila
penyadapan air akan dilakukan dari sungai yang masih alami, maka diperlukan
rekaman data dari periode-periode aliran rendah yang kritis yang cukup panjang,
sehingga keandalan pasok air dapat diketahui.
Debit
andalan adalah suatu besaran debit pada suatu titik kontrol (titik tinjau) di
suatu sungai di mana debit tersebut merupakan gabungan antara limpasan langsung
dan aliran dasar. Debit ini mencerminkan suatu angka yang dapat diharapkan terjadi
pada titik kontrol yang terkait dengan waktu dan nilai keandalan. Keandalan
yang dipakai untuk pengambilan bebas baik dengan maupun tanpa struktur
pengambilan adalah 80%, sedangkan keandalan yang diapakai untuk pengambilan
dengan struktur yang berupa tampungan atau reservoir adalah sebesar 50%.
Untuk
data aliran yang terbatas dan data hujan yang cukup panjang maka data aliran
tersebut dapat dibangkitkan dengan menggunakan metoda pendekatan modelling
hujan-aliran. Model hujan-aliran yang dapat digunakan adalah Metoda Mock.
Metoda Mock lebih sering dipakai dibandingkan dengan metoda-metoda yang lain
(SMAR, NRECA dll). Karena metoda ini dikembangkan di Indonesia, penerapannya
mudah dan menggunakan data yang relatif lebih sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar