Selasa, 15 November 2016

HIDROLOGI DAS (Bentang Alam Sungai dan Karakteristik Fisik Sungai)

BAB I

Bentang Alam Sungai

Bentang alam merupakan kenampakan yang terbentuk karena proses-proses alami dan bukan hasil campur tangan manusia. Salah satu contoh bentang alam adalah sungai.
Sungai adalah tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan (UU No 35 Tahun 1991)
Karakteristik atau keadaan bentang alam sungai dari hulu ke hilir (mata air sampai muara) tidak seragam, masing-masing mempunyai ciri-ciri tersendiri. Agar lebih mudah mengambarkan karakteristik bentang alam sungai, maka sungai dari bagian hulu ke hilir dapat dibedakan menjadi tiga bagian yakni, sungai bagian atas, tengah, dan bawah. Berikut akan dijelaskan karakteristik umum ketiga bagian sungai tersebut :

1. Sungai bagian atas

Luapan mata air di pegunungan mengalir membentuk sungai yang dalam perjalanan menuju ke laut akan bergabung dengan sungai yang lain. Pada sungai bagian atas kecepatan alirannya tinggi, hal ini tak lain karena dipengaruhi oleh gradien kemiringan lereng yang tinggi.  Kedua sisi kanan kiri terjal dan berbentuk V. Badan dan dasar sungainya sempit. Erosinya cenderung vertikal mengikis dasar sungai. Selain itu, terkadang terdapat air terjun dan riam.

2. Sungai bagian tengah

Pada bagian ini badan sungai menjadi lebar karena bertemu dengan anak-anak sungai dan aliran sungai lambat karena dipengaruhi gradien lereng yang sedang. Erosi sungai ke samping dan lembah semakin melebar. Kelokan (meander) mulai tampak. Pengendapan dapat terjadi terutama di bagian depan belokan dan tepi-tepi sungai.

3. Sungai bagian bawah  
 
Pada bagian ini sungai melebar dan aliran lambat karena gradien lemah sehingga terjadi banyak pengendapan. Bila terjadi banjir sungai, sedimen terangkut dan diendapkan ke seluruh lembah sehingga membentuk tanggul alam di kanan kiri sungai. Selain itu terkadang juga terdapat danau kali mati (oxbow lake), yang merupakan kelokan (meander) yang telah terpotong. Dan juga cut off, yakni kelokan yang hampir terpotong oleh hasil pengendapan. 









BAB II

Karakteristik Fisik Sungai

a. Suhu
Suhu merupakan faktor penting dalam keberlangsungan proses biologi dan kimia yang terjadi di dalam air, seperti kehidupan dan perkembangbiakan organisme air. Suhu mempengaruhi kandungan oksigen di dalam air, proses fotosintesis tumbuhan air, laju metabolisme organisme air dan kepekaan organisme terhadap polusi, parasit dan penyakit. Padakondisi air yang hangat, kapasitas oksigen terlarutnya berkurang. Oleh karena itu, pengukuran oksigen terlarut harus dilakukan pada tempat yang sama dengan pengukuran suhu. Suhu air bervariasi antar kedalaman sungai, danau, maupun badan air lainnya.

b. Lebar, kedalaman dan kecepatan aliran sungai
Lebar dan kedalaman sungai berpengaruh terhadap karakteristik fisik, kimia dan biologi sungai. Sungai yang lebar dan dangkal akan mendapatkan cahaya matahari lebih banyak sehingga suhu air sungai meningkat. Kecepatan aliran sungai juga  dipengaruhi oleh lebar dan kedalamannya. Sungai yang dalam dan lebar memiliki kecepatan aliran yang lebih besar.

c. Penutupan permukaan (kanopi) sungai
Penutupan permukaan sungai adalah perbandingan antara luasan contoh yang ternaungi oleh vegetasi dengan total luasan contoh. Kanopi sungai merupakan faktor penting dalam mempertahankan kualitas air, karena vegetasi yang menaungi sungai menghalangi cahaya matahari langsung ke dalam badan sungai sehingga menjaga suhu sungai tetap dingin dan memberikan input nutrisi yang berasal dari seresah jatuh. Perakaran vegetasi yang tumbuh di sekitar sungai dapat menstabilkan tebing sungai dan mengurangi terjadinya erosi.

d. Ukuran batuan dasar sungai
Ukuran batuan dasar sungai berpengaruh terhadap aliran air. Dasar sungai yang terdiri dari campuran batu-batu berukuran besar dan kecil cenderung meningkat turbulensi aliran airnya sehingga meningkatkan kandungan oksigen di dalam air.
Ukuran batuan juga mempengaruhi jenis-jenis organisme yang hidup di dalamnya.

e. Kekeruhan (turbiditas)
Mengukur kekeruhan berarti menghitung banyaknya bahan-bahan terlarut di dalam air misalnya lumpur, alga (ganggang), detritus dan bahan-bahan kotoran lainnya. Apabila kondisi air sungai semakin keruh, maka cahaya matahari yang masuk ke permukaan air berkurang dan mengakibatkan menurunnya proses fotosintesis oleh tumbuhan air. Dengan demikian suplai oksigen yang diberikan oleh tumbuhan dari proses fotosintesis berkurang. Bahan-bahan terlarut dalam air juga menyerap panas yang mengakibatkan suhu air meningkat, sehingga jumlah oksigen terlarut dalam air berkurang.

f. Total bahan terlarut
Pengukuran total bahan terlarut perlu dilakukan dalam pengujian kualitas air. Rendahnya konsentrasi bahan terlarut mengakibatkan pertumbuhan organisme air terhambat karena kekurangan nutrisi. Namun, tingginya konsentrasi bahan terlarut dapat menyebabkan eutrofikasi atau matinya jenis-jenis organisme air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar